Sunday, 1 June 2008

My lovely facilitator

Hari minggu ayah baru aja nyampe dari tapak tuan jam 9 pagi td.
sebenernya saya sudah sampai di gh jam tengah 11, tapi masih ragu untuk membangunkan krn saya tau kebayang betapa capeknya dia dan memutuskan memberikannya kesempatan utk menambah kepuasan tidurnya 1 jaman lagi.

2 hari semaleman suntuk berkoar2 didepan anak-anak. Menjawab pertanyaan-pertanyaan kritis dari anak-anak yang begitu kuat keinginantauannya sementara jawaban tersebut seharusnya di jawab oleh seseorang yang sudah memiliki anak sampai menjawab pertanyaan yang harusnya dijawab oleh anggota dewan, dan itu lah yang harus dihadapinya selama 2 hari penuh. Belum lagi perjalanan darat yang dilakukannya selama 12 jam x 2 untuk pulang pergi = 24 jam duduk tanpa bisa meluruskan kakinya yang panjang dan terpaksa tertekuk krn kendaraan yang begitu sempitnya, tanpa AC pula dan satu lagi naik turun gunung. Saya baru tau kalau ayah juga ternyata bukanlah orang yang bisa menyesuaikan dengan kondisi perbedaan tekanan udara disaat perjalanan, alias suka mual. Bisa kebayang kondisi yang harus ditahannya selama 24 jam itu plus mual2nya.

Saya sangat bangga bisa berdampingan dengannya. Bangga terhadap pekerjaannya meskipun keluarga saya menggangap pekerjaan itu bukanlah sesuatu yg layak untuk dibanggakan. Saya bangga dan bersyukur krn ayah merupakan orang yang berusaha untuk membuka dan memberikan pencerahan kepada anak-anak indonesia yang merupakan generasi-generasi masa datang yang saya yakini kelak akan berhasil.
Generasi-generasi yang datang dari daerah2 terpencil. Yang jauh dari percikan aliran dana pendidikan yang begitu mengalir deras dari pusat untuk setiap anak yang berhak mendapatkan pendidikan, namun percikannya saja pun tidak tersentuh oleh mereka.

No comments: