Thursday, 24 July 2008

Anger isn't something from your heart??

Saya lupa dapet darimana tentang note ini "ketika kamu marah itu bukanlah sesuatu dari hati kamu". sepertinya dari film, tapi lupa film apa. Saya pikir juga demikian, ketika amarah menguasai kita, semua yang brarti buat kamu jadi sia-sia, kemarahan bukan sesuatu yang timbul dari hati, tapi dari ego yang tertindas menurut saya.

Tadi pagi saya menonton salah satu infotainment di TV. Maklumlah, siaran tv di Indonesia pagi-pagi udah disuguhin gosip-gosip para artezzz. Ada satu yang menarik perhatian saya, tentang kasus maia ma dhani (cere atau belum ya? ah ta taulah). Intinya mereka berantem dan sampai dilengannya maia meninggalkan memar. Ga tau pasti apa udh terjadi gontok-gontokan ma mereka berdua atau tidak, tapi yang pasti mereka ribut aja.

Yang buat saya concern, bagaimana dengan kondisi anak-anak nya mereka ya, psikologinya liat ayah dan ibunya ribut melulu, jalan-jalan hanya bisa dengan salah satu aja (ibu atau bapaknya), di tv dan koran disiarin berita yang ga enak buat didenger dikuping, belum lagi temen-temen nya pasti ngolok-ngolokin tentang ortu mereka. Wah ga kebayang deh. Saya aja, kalau papa sama mama saya ribut kecil, terkadang diem-diem saya nangis dikamar dan ntah kenapa siapapun yang salah, saya malah marah sama papa saya sekaligus juga berharap semoga papa juga ga membenci mama saya. Ya, perasaan kacau balau lah yang dimiliki saat itu.
Kita semua tau, setiap pasangan pasti pernah terjadi ketidakcocokan, baik pasangan suami istri, pacaran, bahkan persahabatan sekaligus. Saya juga pernah ngerasainnya. Tapi satu aja yang pasti, dari ketidakcocokan itu mau dibawa kemana arahnya.

Dulu saya pernah ribut dengan temen saya yang dulunya kita deket sekali. Kita ribut karena urusan cowok, rebutan lelaki lah ceritanya. Berdua sama-sama sakit hati. So stupid memang, but that's happen near us including me. Saat itu yang saya pikirkan, ya sudah lah, daripada sakit terus menerus, banyak omongan yang tidak enak dari berbagai pihak tentang temen saya ataupun saya, dan omongan2 inilah yang terkadang memancing amarah dan mematikan logika saya. Akhirnya setelah saya pikir panjang saya pun memutuskan untuk tidak berjalan bersama lagi sementara waktu dengan temen saya. Sedih sih memang, saat itu kehilangan temen saya, beruntunglah saya ternyata melanjutkan studi ke jogja, dan bisa menghindari kesedihan juga lelaki yang udh buat keonaran antara saya dengan temen saya. Entah dengan sengaja atau tidak, tapi yang pasti saya kehilangan kontak dengannya sejak pertengkaran yang kita alami.
After years gone bye, Saya diketemukan lagi dengan temen saya. Dan ternyata kita bisa kembali bertemen lagi dan melupakan semua rasa amarah dimasa lalu. Walaupun mungkin tidak sebestfriend dulu.

No comments: